Tips cara dasar pengecatan
Bgmana cara mengecat helm agar mengkilat dan tdk mudah terkelupas ?
nih ada trik gan....
Yang harus diperhatikan jika ingin cat tidak mudah terkelupas adalah kebersihan bagian yg akan dicat, untuk helm berbahan plastik gunakan ampelas yang halus ( 1000-1200 ) karena bahan plastik konturnya mudah rusak sehingga jika ampelas terlalu kasar permukaan helm nya malah jadi kasar bukannya halus, kalau berbahan Fiber boleh menggunakan yg lebih kasar sedikit.
untuk hasil terbaik sebelum dicat semprotkan dulu Epoxy berguna untuk menutup pori-pori dan menambah daya lekat cat, kalau ada baret yg cukup dalam, harus di dempul dulu sebelum di Epoxy.
halus kan dengan ampelas no.1000 bila Epoxy sudah kering. harap perhatikan jika permukaan helm sudah didempul dan diEpoxy dengan benar dan diampelas dengan merata maka akan terlihat mengkilap dan ini bisa menghasilkan hasil ahir yg sempurna baik dari segi kualitas dan akan sangat mengkilap jika nanti sudah dicat dan di Vernis.
gunakan bahan yg sama (duco),jangan mencampur bahan cat Sintetis seperti Avian dengan cat Akrilik atau polyuretane karena pekerjaan akan berantakan/gagal karena lain bahan lain pula reaksi kimianya.
jika ingin menggunakan cat instan (pylox) gunakan juga dengan merk yg sama kecuali kita sudah tau bahan dasar catnya sama.
Trus gimana cara ngecat motor yang bener agar warnanya kelihatan kinclong,? ?
biasanya yg bikin gak kinclong lg itu salah waktu ngeclear/vernish...
cat sih sesuaiin dgn kondisi dompet aja, cargloss, sikken ato yg murah2 laennya jg gpp tp buat clear/vernish minimal pake sikken...
klo ngecat sendiri sih paling abis cm 250 - 400rb berikut glitter ato cat bunglon
kuncinya di thinner....
sebaiknya gunakan thiner mrk impala,gurita atau cobra yang penting jenisnya,
utk cat minimal pake thinner jenis B,
trus utk clear/vernish wajib pake jenis A pengen gampang sih pake jenis A aja semua.
jgn pake thinner biasa ato jenis C soalnya itu buat ngebilas.
soal perbandingan campuran itu tergantung kebiasaan yg ngecat biasa encer ato langsung tebel biasanya 1 : 3 – 5
untuk pengecatan cara hemat :
1. ampelas area yg akan d cat smp bersih.
2. dasari dgn epoxy di usahakan jgn terlalu tipis/tebel ( camp. epoxy+hardener+tiner A ).
3. ampelas kembali setelah lap. epoxy kering smp halus.
4. cat dasar bisa warna putih/silver ( camp. cat dasar+tiner ND = 1 : 0.5 )
5. cat warna sesuai dgn keinginan,di usahakan sampai 3x lapis agar warna yg d hasilkan max ( camp. cat warna + tiner ND = 1 : 0.5 )
6. setelah kering baru lap. clear di usahakan pk clear yg bermutu dan d semprot smp 3-5 lapis krn daya tahan mutu dan warna di tentukan oleh clearnya ( camp. clear + hardener + tiner acrilic = 1 : 0.1-0.4 )
7. untuk proses pengeringan di usahakan jgn jemur langsung di terik matahari cukup d anginkan saja.
8. merk cat bisa platinum/danaglos dll.
untuk pengecatan cara hebat :
1. ampelas area yg akan d cat smp bersih.
2. dasari dgn epoxy di usahakan jgn terlalu tipis/tebel ( camp. epoxy+hardener+tiner A ).
3. ampelas kembali setelah lap. epoxy kering smp halus.
4. cat dasar bisa warna silver ( camp. cat dasar+tiner acrilic = 1 : 0.3 )
5. cat warna sesuai dgn keinginan,di usahakan sampai 4x lapis agar warna yg d hasilkan max ( camp. cat warna + tiner acrilic = 1 : 0.3 )
6. setelah kering baru lap. clear di usahakan pk clear yg bermutu dan d semprot smp 3-5 lapis krn daya tahan mutu dan warna di tentukan oleh clearnya ( camp. clear + hardener + tiner acrilic = 1 : 0.1 )
7. untuk proses pengeringan di usahakan jgn jemur langsung di terik matahari cukup d anginkan saja.
8. merk cat bisa lenosal/blinken/sikkens/spieshecker.
9. klo bisa mulai pemilihan epoxy-thiner-cat-clear 1 merk,compresor min 1 PK,spray gun.
Dasar pengecatan vespa
1. Dimulai dengan memperhatikan tingkat simetris vespa dan kelengkungan tiap lekukannya. Setelah vespa dipreteli, pasang dop dan spakbor ga usah dilepas. Dimulai dengan mengetok bagian body yang kurang simetris menjadi simetris dan ketok pula kelengkungan lekuk di bodi, asalkan tidak keluar dari garis lengkung yang diinginkan. Perhatikan spakbor dan dop ketika dipasang, sesuaikan lubang dan penahan dop tutup mesin jangan sampai melengkung ketika dipasang, diteruskan dengan menyesuaikan posisi baut pengikat bagasi agar ketika bagasi dipasang simetris dengan tutup mesin.
Sempurnakan dengan mengetok lekukan kecil terutama bagian yang cembung dengan cara diketok palu. Agar rapi gunakan kayu datar sebagai alas permukaan yang diketok, bila perlu gunakan pula kayu datar dibelakang permukaan yang diketok.
2. Tahap berikutnya menentukan apakah cat dan dempul akan dibuang seluruhnya atau hanya sebagian. Bila sebagian, perhatikan bagian yang cembung dan daerah sekitar karat. Congkel bagian yang cembung atau terkelupas dan sudah berkarat sampai terlihat bagian terluar dari karat. Ketok pelan di bagian yang dicurigai ada karat dibawahnya dengan menggunakan objeck yang kecil. Bila suara yang keluar tidak seperti dari benda padat, congkel bagian tersebut sampai ditemukan karat.
3. Jika terdapat lubang atau sobekan, maka harus di las. Las pada tahap ini.
Tips : Jangan pernah vespa di las ketika tidak simetris karena hasil las akan mengunci ketidak simetrisan bahan.
4. Dilanjutkan dengan tahap pengamplasan. Gunakan amplas dengan nomor kecil seperti 80 atau sikat baja bila perlu untuk mempercepat pengerjaan. Gunakan amplas lebih halus semisal no 240 ( kurang lebih )untuk penghalusan sampai besi yang terbuka bersih dari karat.
Tips : Pengamplasan di tahap ini tidak boleh menggunakan air. Bagian besi yang terbuka harus bersih dari air ataupun minyak. Jangan membiarkan besi terbuka terlalu lama sampai tahap pengecatan dasar. Bila lewat dari 6 jam di tahap ini ulangi pengamplasan dengan amplas halus/240 sampai besi terlihat mengkilap dan bersih.
5. Tahap pengecatan dasar menggunakan epoxy atau meni. Setelah permukaan dilap bersih semprot dengan cat epoxy/ meni secara merata. Tips : Campuran thinner dan epoxy jangan terlalu encer. Aduk dahulu epoxy atau meni yang ada di kaleng cat sampai bagian yang mengendap tercampur merata. Pengecatan dasar yang baik terlihat dari warna yang flat/ dop dan ketika diraba permukaannya kasar. Setelah cat dasar kering amplas lagi dengan amplas no 360 ( kurang lebih ) sampai permukaan halus ketika diraba dan bintik pori hilang/ sangat kecil. jemur/panaskan bagian yang akan dicat agar cat lebih menempel. Bila bagian cat dasar ada yang habis diamplas, cat lagi dengan epoxy pada permukaan itu saja, dan haluskan ketika kering. Penting bahwa semua permukaan besi yang terbuka harus tertutup epoxy.
6. Tahap berikutnya adalah pendempulan. Dempul bagian yang penyok dengan bidang lebih besar dari bidang yang penyok. Pendempulan yang baik sama dengan pengecatan yaitu dilakukan berlapis.
Tips : Untuk penyok yang berdekatan lebih baik didempul pada satu bidang yang besar. Pencampuran hardner pada dempul harus memperhatikan cuaca sekitar. Perbanyak hardner ( warna oranye ) bila cuaca terlalu dingin. Ketika membuka kaleng dempul baru, aduk resin dempul sampai rata jangan terlihat seperti ada minyak diatasnya. Bila dempul yang diinginkan lebih keras , campurkan resin fiberglass secukupnya sesuai yang diinginkan.
Gunakan object datar dan tidak keras ( seperti sendal jeit bekas ) sebagai pegangan amplas ( amplas ditaruh diatasnya ) agar pengamplasan dempul di bagian datar atau dengan kelengkungan lebar tidak bergelombang. Pengamplasan dilakukan ketika dempul cukup kering dan belum terlalu keras agar lebih mudah dan cepat pengerjaannya. Gunakan isolasi untuk membentuk nat atau lekukan. Bila belum terbiasa mendempul aduk adonan dempul sedikit saja agar tidak kering sebelum dipakai.
7. Pengamplasan dempul awal agar cepat, gunakan amplas kasar misal no 80 bila perlu pembentukan dempul menggunakan sikat baja kecil yang tajam agar lebih cepat. Bila bentuk sudah mendekati yang diinginkan gunakan amplas kasar kembali. Pengamplasan harus menggunakan air , bersihkan amplas secara berkala di air dan juga permukaan yang diamplas. Bila sudah terbentuk gunakan amplas no 240 sampai permukaanya halus dan tidak ada baret bekas sikat baja atau amplas kasar. Ulangi pendempulan bila masih terdapat kekurangan.
8. Tahap pengecatan dasar akhir. Cat kembali seluruh permukaan dengan menggunakan epoxy secara merata. Gunakan teknik yang sama seperti pengecatan dasar sebelumnya. Jangan lupa amplas sampai halus ketika cat sudah kering.
Tips : Lakukan pengamplasan setiap tahap pengecatan.
9. Ketika seluruh permukaan yang tertutup epoxy sudah halus dan bersih ( gunakan lap bersih untuk membersihkan, hidari bekas minyak atau sabun/deterjen pada lap) persiapan pengecatan warna bisa dimulai. Campur cat dengan thinner jangan terlalu encer. Mulai dilakukan pengecatan pertama.
Tips : jarak antara airgun dengan permukaan akan tergantung dari kekuatan angin yang disemprotkan. Tidak perlu menggunakan tekanan angin yang terlalu besar sebab hanya mengakibatkan pemborosan. Campuran cat dan thinner jangan terlalu encer agar cepat menutup. Campuran thinner dan cat berikutnya semakin encer agar lebih rapi.
10. Amplas permukaan setelah kering. Gunakan amplas sedang ( kurang lebih 240 ) sampai permukaan terlihat halus dan bintik pori hilang/ cukup kecil. Selalu gunakan air ketika mengamplas. Ulangi pengecatan1 atau 2 kali lagi atau sampai warna merata dan dirasakan cukup.
Tips : Untuk warna2 terang, setelah epoxy terakhir cat permukaan dengan warna perak agar warna yang dihasilkan lebih cerah. Tidak perlu menggunakan thinner yang baik sampai tahap pengecatan warna paling akhir. Untuk warna cerah semakin bagus kualitas thinner semakin cerah warna yang dihasilkan. Untuk warna merah dan kuning bila ingin hasil yang optimal, setelah pengecatan dengan warna perak, dilanjutkan dengan cat warna putih sampai cukup merata ( tidak usah sampai benar2 rata ) baru pengecatan warna tersebut dapat dilakukan.
11. Setelah pengecatan warna tahap akhir dan kering, amplas kembali permukaan sampai halus dan bintik pori hilang/ cukup kecil. Pada tahap ini dan selanjutnya gunakan amplas yang lebih halus semisal no 360. Bersihkan permukaan bila perlu menggunakan air dan shampo motor atau sabun yang mampu menghilangkan lemak ( seperti sabun cuci piring ). Pastikan bekas sabun benar2 hilang dan semua permukaan bersih sebelum tahap pengecatan clear/ vernish.
12. Campur clear/gloss dan thinner jangan encer untuk pengecatan gloss awal. Cat seluruh permukaan.
Tips : Cat seluruh permukaan dengan merata dan sedikit lebih tebal. Jemur /panaskan bagian yang akan dicat sampai hangat/panas. Pindahkan bagian yang akan dicat ke tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengecatan dilakukan ketika permukaan mulai dingin/ sedikit hangat. Pengecatan harus searah dan tertib mulai tahap ini. Artinya pengecatan jangan lompat2. Ketika mulai dari depan, teruskan pengecatan sampai belakang kemudian stop. Jangan menggunakan tekanan angin yang besar mulai tahap ini karena hasil yang didapat bisa agak buram.Pengecatan tahap ini lebih baik dilakukan di tempat yang anginnya kecil. Biarkan vespa di tempat teduh sampai riak vernish berkurang dan cukup kering. Pindahkan ke tempat panas bila sudah cukup kering dan aman dipindahkan.
13. Seperti biasa setelah kering amplas permukaan sampai halus. Lakukan langkah ini beberapa kali sampai dirasa cukup. Untuk pengecatan clear/gloss tahap terakhir, campuran di buat jangan terlalu encer dan tidak sekental yang pertama. Cat secara merata dan sedikit agak tebal. Pastikan pengecatan di tahap ini tidak ada kesalahan/ sangat minimal. Setelah selesai tahap ini bagian yang dicat harus dikeringkan sampai benar2 kering agar hasil yang dicapai maksimal. Sebagai acuan bila matahari cukup terik, jemur motor minimal 3 sampai 4 hari. Usahakan jangan terkena sejenis minyak atau bahan yang bersifat asam ( termasuk pula sabun/shampo).
14. Ketika sudah benar2 kering tahap finishing bisa dilakukan. Amplas seluruh permukaan sampai halus dan warna menjadi buram dengan menggunakan amplas no 1500 dan air. Bersihkan bagian yang dicat dengan lap kering dan jangan ditekan.
15. Cukup gunakan compound putih untuk tahap berikutnya. Lakukan penggosokan cat dengan compound sampai cat terlihat mengkilat.
Tips : Gunakan kain lembut khusus buat compound. Ketika menggosok permukaan, gosok permukaan secara sejajar bolak balik dan tekan dengan cukup kuat. Tambahkan compound ketika penggosokan dilakukan untuk hasil yang maksimal dan mempercepat kerja.
16. Cuci dengan shampo motor/ sabun anti lemak sampai bersih kemudian keringkan. Bila masih ada bagian yang buram, ulangi penggosokan dengan compound di bagian tersebut. Ulangi pencucian bila sudah beres.
17. Tahap terakhir finishing. Bersihkan permukaan dengan lap bersih dan kering. Oleskan san poly dengan merata di seluruh permukaan. Gunakan lap bersih ketika mengoleskan dan jangan ditekan. Biarkan poles cukup kering kemudian lap dengan lap kering dan bersih sampai mengkilap ( lap baru bukan bekas mengoleskan san poly).
18. Cuci kembali dengan shampo motor dan keringkan dengan lap. Setelah ini baru kita bisa menggunakan poles yang diinginkan.
Tips : Gunakan poles dengan bahan silikon jangan compound. Tidak perlu lagi dilakukan pencucian setelah pemolesan di tahap ini. Bila perlu gunakan poles dengan base teflon agar hasil lebih maksimal.
kalau mau lebih mudah antar ke rumah gwa aja gan ha,ha,ha
terserah mau pake fariasi cat yang kaya mana tinggal di sesuain bajetnya,.....
Otong Classic
We Are Classic's!
Rabu, 30 Oktober 2013
Minggu, 28 Juli 2013
RUMUS MENGHITUNG RASIO KOMPRESI
RUMUS MENGHITUNG RASIO KOMPRESI
RUMUSMENGHITUNG RASIO KOMPERSI
Mungkin sebagian dari kita dah ngerti cara menghitung rasio kompresi.. Langsungsaja..
Dari rumus di wikipedia (tanpa piston volume) :
b = cylinder bore (diameter)
s = piston stroke length
Vc = volume of the combustion chamber (including head gasket). This is theminimum volume of the space into which the fuel and air is compressed, prior toignition. Because of the complex shape of this space, it usually is measureddirectly rather than calculated.
Dengan piston Volume
CR=(Vc+(D-PV))/Vc-PV
CR = Compression Ratio
Vc = volume of the combustion chamber (including head gasket).
D = Displacement.
PV = Piston Volume
Kenapa ada piston Volume? Karena jika aplikasi Flat top piston maka gak adamasalah, namun jika masang piston cekung atau cembung (jenong) maka Volumesilinder atau displacement tentu berubah karena dikurangi/ ditambahi olehcekungan dan cembungan piston crown..
Ato rumus simpelnya..
Volume Silinder + Volume Ruang bakar (termasuk ketebalan gasket) / Volume Ruangbakar..
Misal Scorpio saya..
Displacement (Volume silinder) = 223 cc
Volume Chamber (ruang bakar) = 22.069 cc
Volume Gasket (tebal 1.1mm) = 4.231 cc
Piston Volume = 0 cc (Flat, gak dihitung)
Maka rasio kompresinya adalah :
223 + (22.069+4.231) / (22.069+4.231)
223 + 26.3 / 26.3
249.3 / 26.3
= 9.47 dibulatkan jadi 9.5 : 1
Sesuai spek di brosur..
Rumus diaBos-bos pasti dah tahu cara ngitung Volume silinder atau displacementkan?
Rumusnya,
3.14 X Bore X Bore X Stroke / 4
Misal scorpio saya lagi..
Bore = 70 mm
Stroke = 58 mm
Jadi, 3.14 X 70 X 70 X 58 / 4, ketemunya 223 cc tadi..
Tetapi, pernah baca kurva Cam, seperti ini?Ato punya Kharisma di bawah ini?
Klep masuk buka 2° sebelum TMA, nutup 25° sesudah TMB
Klep buang buka 34° sebelum TMB, nutup 0° sesudah TMA
Ato Kawasaki athlete yg di post bos Hanx13 ini..
Inlet :
Buka : 20⁰ sebelum TMA
Tutup : 60⁰ setelah TMB
Durasi : 260⁰
Exhaust :
Buka : 55⁰ sebelum TMA
Tutup : 25⁰ setelah TMB
Durasi : 260⁰
Yang saya BOLD adalah inlet nutup (intake closing).. SELALU menutup setelahTMB..
Padahal, rumus volume silnder, menggunakan Stroke (180 derajat crack setelahTMA, 0 derajat TMB) yg full.. alias dalam scorpio saya 58 mm..
Dimana saat itu, KLEP HISAP MASIH MEMBUKA.. bagaimana piston mengkompresi jikaklep hisap masih membuka??
Nah, karena saya blom tahu (blom punya datanya) kapan klep hisap scorpiomenutup.. Saya trus mencoba mbongkar mesin tepat setelah klep hisap menutup..jadi posisi piston di silinder seberapa.. (diukur dengan dial gauge, blom punyabusur derajat) lalu ane ukur pake sigmat.. Berapa Stroke YANG SISA, setelahklep hisap menutup.. supaya bisa dicari Rasio Kompresi Efektifnya..
Disebut Efektif karena baru saat itu Piston benar-benar meng kompresi..
Disebut juga Rasio Kompresi DINAMIS
Ketemu STROKE setelah klep hisap menutup adalah 25.4mm!! (Hampir setengahstroke)
Volume efektif jadinya (saat kompresi)
3.14 X 70 X 70 X 25.4 / 4 = 97.576cc
Rasio Kompresi efektif (Volume silinder + Volume chamber dibagi volume chamber)=
98cc + 26.3cc / 26.3cc = 4.73
- Besaran perbandingan kompresi ( Static Compression Ratio/SCR) sangatmenentukan jenis bahan bakar yang akan digunakan agar tahan terhadap tekanan kompresitinggi
- Semakin tinggi SCR, maka bahan bakar yang dipakai harus memiliki oktanyang lebih tinggi pula.
- Bahan bakar yang memiliki oktan lebih tinggi maka bahan bakar tersebutakan lebih sulit terbakar.
- Sulit terbakar artinya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk rambatanpembakaran pada ruang bakar.
- Sulit terbakar artinya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk rambatanpembakaran pada ruang bakar.
Dengan rumus dasar:
Perbandingan Kompresi (SCR) = volume ruang bakar / (volumeruang bakar + volume cylinder)
Langkah Mudah Menentukan Perbandingan Kompresi :
1. Siapkan gelas ukur (buret) untukmengukur volume (lihat gambar disamping).
2. Buatlah mesin seperti pada posisi gambar di bawah
Mengukur Volume Ruang Bakar :
3. Letakkan posisi piston pada titik mati atas (TMA)
4. Isi cairan bensin + oil kedalam ruang bakar melalui busi sampai bataslubang busi.
Hasil yang didapat = Volume RuangBakar (V1)
Mengukur Volume Total (RuangBakar + Cylinder) :
5. Setelah langkah 4, langsung piston diletakkan padaposisi titik mati bawah (TMB)
6. Tambahkan isi cairan tadi sampai batas lubang busi .
Hasil yang didapat = Volume Total(Vtotal)
7. Hitunglah perbandingan kompresi menggunakan rumus dasar.
Contoh :
Dari hasil pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut:
- Volume Ruang Bakar = 9 cc (langkah 4)
- Volume Total = 124 cc (langkah 6)
Maka, perbandingan kompresi adalah :
V1 :Vtotal = 9 : 124
= 1 : 13.8 ( semua dibagi 9)
Hasilnya : Perbandingan Kompresi = 1 : 13.8
Bahan bakar yang dipakai harus beroktan MON minimal 100yaitu : Avgas
APA ITU RASIO KOMPRESI?
So… apa kaitan ruang bakar dengan tenaga? Oh pasti ada… besaran ruang bakarini nantinya akan sangat menentukan dalam tugas menampung emulsi udara-bahanbakar yang sudah dihisap oleh piston kemudian dipadatkan di kubah ini sebelumakhirnya diledakkan busi.
pernah dengar orang berkomentar tenaga mesinnya semakin padat…? Yup, bisajadi karena memang combustion chamber dapat dimanfaatkan dengan optimal. Kubahruang bakar tentu memiliki volume sendiri, sedangkan kapasitas mesinmerupakan volume pembanding. Seberapa banyak volume kapasitas mesin mampudipadatkan di ruang bakar hingga seper-sekian bagian inilah yang disebut rasiokompresi.
Contoh sebuah mesin bebek dengan kapasitas mesin 100 cc, sedangkan volumeruang bakar adalah 10 cc dimasukkan dalam rumusan rasio kompresi adalah
(Kapasitas mesin / Volume ruang bakar ) + 1
= (100 / 10 ) + 1
= 10 + 1
= 11 : 1
Yahhh itu mah rumus sederhana aja, kalo mau rumus ribet coba cari diwikipedia, kompresi rasio dihitung pake rumus…dimana :
b= diameter piston
s= panjang stroke
Vc= volume ruang bakar + volume paking cylinder head.
Ini
adalah rumusan minimum, kalau mau lebih detail sebenarnya
volumepembanding tidak hanya ruang bakar, melainkan juga : Cylinder Head
CombustionChamber, Tebal Gasket, Deck Clearance, Ring Kompresi terhadap
Piston, Dan DomePiston. Huahahahaha… Ini nih kepusingan berawal :DMau dihitung satu-satu? Capee… deh, coba bayangin kita pakai piston Izumi highdome dengan coakan klep dalem, hitung berapa volume jenong pistonnya…? Mendingngisep rokok sambil ngopi daripada botak mikir itu hehehehe…

Saya bilang teknik menghitung seperti wikipedia yang ribetz ni ga selamanyaefektif, bagaimana jika piston memiliki permukaan highdome, ada yang bisamenghitung volumenya, yah… walaupun bisa tapi kok ya menyusahkan diri sendiriseandainya piston seperti foto dibawah ini
Jaahhh… bikin males belajar matematika tu ya gara2 rumus ribet ini. Mendingketika blok dan cylinder head terpasang, posisikan piston pada TMA, lepaslubang busi kemudian suntikkan cairan untuk mengukur volume ruang bakar. Inilahrumus ruang bakar riil dibandingkan yang harus mengukur dan menghitung satu persatu.
Ngomong-ngomong dah pada bisa nge-hitung volume kapasitas mesin kan?
VOLUME MESIN = ( Phi * Bore * Bore * Stroke ) / 4,000
Phi adalah konstanta bernilai 3.1416
Bore adalah diameter lebar piston dalam satuan milimeter
Stroke adalah langkah piston bergerak dari TMA ke TMB dalam satuan milimeter
Volume mesin akan diperoleh dalam satuan centimeter cubic alias CC
Contoh, sebuah mesin dengan diameter piston 53.5mm, serta panjang langkahpiston 54mm, akan memiliki Volume Silinder sebesar 121.4 CC
Nah setelah kapasitas mesin didapat, baru ukur volume kubah ruang bakar,finally diukur deh rasio kompresinya.
Mengejar Rasio Kompresi tinggi
Jika kamu bisa memperoleh racing fuel, maka mainkan rasio kompresi hinggadiatas 15 : 1, bahkan kamu bisa pakai rasio lebih tinggi jika memakai alcohol,ingat Drag NHRA yang mobil dragnya mirip formula, tuh semua pada pemabokheheheh.. kan mimik alkohol. Kumat ngelantur…
Papas noken as, timing dan durasi, airflow, volumetric efisiensi, aliran diporting, dan banyak kombinasi dari berbagai faktor berpengaruh besar terhadapkompresi dan sang maut yang mengancam nyawa mesin – DETONASI -
Detonasi
Dapat dipahami sebuah kondisi yang menyebabkan bahan bakar meledak – bukanterbakar dengan cepat – Parah! Biasa terjadi pada mesin dengan beban tinggi dankecepatan tinggi, kerusakan detonasi bisa mengalahkan bearing-bearing sepertidi kruk as yang jika sudah tidak balance bisa-bisa melintir tuh kruk as.
Kecepatan bahan bakar normal berada pada 23 – 56 meter tiap second. Semakintinggi nilai oktan, semakin lambat kecepatan rambatnya. Sebuah percikan busimembutuhkan waktu 0.003 detik untuk melakukan sebuah pembakaran sempurna, jadibisa menghitung kan berapa RPM batasan mesin biar gak Detonasi ^_^
Minggu, 29 April 2012
Korek Mesin Balap Yamaha Jupiter-Z 110cc
1. Piston Izumi jenis dome dengan diameter 51mm.
Crown piston dibuat model flat dengan rasio kompresi 12.7:1. Dengan rumus volume silinder, dapat diketahui bahwa volume mesin didapat sebesar 110cc.
2. Karburator Shogun 125.

3. Kampas Kopling FR-80.
Agar torsi yang besar efek langkah yang panjang, kampas kopling menggunakan milik FR-80 yang memiliki permukaan kampas lebih lebar dan tebal. Untuk per kopling di aplikasi kan per kopling aftermarket dengan profil spiral 3.1mm.
kiri FR-80 - kanan Jupiter
4. Magnet di bubut.
Flywheel poros kruk-as tidak digunakan. Magnet di bubut untuk mengimbagi poros kruk-as yang tidak diberi flywheel. Ini berguna agar tidak terjadi wheelie atau ban depan terangkat. Rotor di bubut keliling 2.5mm.
5. Sudut Squish 12º.
Karena piston model flat, maka squish di rubah menjadi 12º agar pembakaran pada piston lebih merata.
6. Noken As Orsi diracik ulang.
Noken as dijadikan 272º (in) dan 274º (ex) dengan celah klep 0.12mm pada kedua klep. Lubang buang dapat di reamer sebesar 2mm.
7. Knalpot Custom.
Knalpot freeflow dengan diameter leher 22mm dengan bafel 24mm, serta sarangan sebesar 32mm yang terbuat dari stainless steel.
8. CDI Rextor.
CDI menggunakan Rextor Monster dengan pengapian adjust 22º sebelum TMA saat RPM 3000.
Sabtu, 25 Februari 2012
servis motor mtor klassik,, d jmin anda pun jdi klassick.,.,.,
piton motor adlah bngkel umum sprti hal,a bngkel yng prnah anda jumpai di pinggir jlan dn d tiap tiap kota,,
kami slaku asst mknik mnwar kn plyanan yng puas ntuk anda, anda puas mtor anda pun puas,,
emang iya yh.,.,.
heheheheeeeeeeee.,.,.,
pokoke d jajal dulu lah,.,., ru kthuan bner g'???
huhhhhhhfTTTTTTTTTT.,.,.,.,
kami slaku asst mknik mnwar kn plyanan yng puas ntuk anda, anda puas mtor anda pun puas,,
emang iya yh.,.,.
heheheheeeeeeeee.,.,.,
pokoke d jajal dulu lah,.,., ru kthuan bner g'???
huhhhhhhfTTTTTTTTTT.,.,.,.,
Langganan:
Postingan (Atom)